Cloud Computing, Linux & FOSS, serta Contoh Studi Kasus

Nama/NIM : Ni Luh Candra Darmayanti/1304505110

Jurusan/Fakultas/Universitas : Teknologi Informasi/Fakultas Teknik/Universitas Udayana

Mata Kuliah : Integrasi dan Migrasi Sistem

Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

Cloud Computing, Linux & FOSS, serta Contoh Studi Kasus

Cloud Computing

      Pengertian Cloud Computing berdasarkan NIST (National Institute of Standard and Technology) dalam draftnya yang berjudul The NIST Definition of Cloud Computing, Peter Meel dan Timothy Grance mendefinisikan Cloud Computing merupakan sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana saja, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai ketentuan (on demand). Layanan Cloud Computing dapat dengan cepat meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (vendor/Provider) cloud computing.

      Model deployment pada cloud computing dilakukan dengan tujuan untuk membantu menyesuaikan lingkungan, kondisi, dan keperluan dari pengguna, sehingga tekonologi cloud computing dapat diterapkan dan dimanfaatkan dengan optimal. Model-model deployment tersebut yaitu private cloud, public cloud, community cloud, dan hybrid cloud.

artikel3 _1

Model-Model Cloud Computing

(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing)

  1. Private Cloud

            Private Cloud merupakan model deployment yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas pada kalangan tertentu saja. Banyak diterapkan dalam lingkungan laboratorium riset, perpustakaan, sekolah, kantor/perusahaan, dan lain-lain. Tujuan utama private cloud yaitu untuk menghemat biaya koneksi internet dan sewa layanan cloud computing karena organisasi bersangkutan yang menyediakan secara mandiri, privasi penggunanya lebih aman, proses bisnis dari organisasi dan proses layanan bersifat sederhana.

            Kekurangan yang dimiliki private cloud yaitu memerlukan tenaga, waktu, dan biaya tersendiri untuk mengelola dan merawat cloud jenis ini. Private cloud tidak cocok digunakan bagi organisasi atau individu yang tidak memiliki pengetahuan khusus tentang jaringan computer dan Cloud Computing. Tidak cocok pula diterapkan dalam organisasi yang proses bisnisnya ada yang meletakkan data di internet.

  1. Public Cloud

            Public Cloud merupakan model deployment pada teknologi Cloud Computing dimana layanan cloud computing diletakkan pada lokasi public sehingga layanan data dan informasi di dalamnya dapat digunakan dan dibagikan dengan mudah ke seluruh pengguna.

            Kelebihan Public Cloud yaitu sangat mudah digunakan dengan hanya menyediakan akses internet untuk terhubung ke penyedia layanan public cloud dan menggunakannya. Keuntungan lainnya kita tidak perlu menyediakan infrastruktur karena sudah disediakan oleh penyedia. Data dapat dengan mudah dibagikan ke pengguna lain karena berada pada jaringan public. Tidak perlu bergantung pada tenaga TI internal perusahaan.

            Kekurangan model public cloud yaitu membutuhkan biaya besar untuk akses internet, data harus difilter lagi untuk membedakan data yang dapat dipublish dan yang tidak boleh disebarkan. Tidak dapat digunakan jika jaringan internet putus. Sangat bergantung pada penyedia layanan cloud.

  1. Community Cloud

            Model deployment pada cloud computing yang dibangun oleh beberapa komunitas yang biasanya memiliki tujuan, visi, dan misi yang sama. Tujuan dari community cloud yaitu untuk memudahkan komunikasi berbagi data dengan anggota komunitas, menyatukan komunitas yang memiliki tujuan, visi, dan misi yang sama.

            Kekurangan community cloud yaitu karena dibuat oleh komunitas maka sangat bergantung pada kelangsungan komunitas tersebut. Ketaatan terhadap SLA yang ditetapkan juga turut mempengaruhikelangsungan layanan cloud yang disediakan community cloud. Menimnulkan kerugian jika ada perpecahan pada komunitas saat community cloud ini digunakan untuk berbisnis/usaha.

  1. Hybrid Cloud

       Model deployment pada cloud computing yang merupakan gabungan kelebihan dari private cloud dan public cloud. Data akan dikelompokkan dan akan ditentukan letaknya baik itu di media penyimpanan (storage) public cloud (internet) maupun data mana saja yang diletakkan di storage private cloud (intranet). Dengan data yang lebih tertata maka akan memudahkan dalam manajemen data dan keamanan.

3 model layanan Cloud Computing yang bertujuan untuk membantu menyesuaikan keperluan pengguna:

  1.   IAAS

      IAAS merupakan kepanjangan dari Infrastructure AS A Service yang artinya jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada layanan penyediaan sarana jaringan computer, perangkat keras jaringan, computer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Fitur-fitur pada IAAS yaitu:

a. pilihan virtual machine yang sangat beragam karena virtualisasi merupakan salah satu kekuatan cloud computing,

b. tersedia fitur unutk melakukan proses optimalisasi,

c. penyediaan pre OS installed, sehingga pengguna yang tidak terlalu tahu mengenai teknis lebih terbantu,

d. penyediaan storage atau media penyimpanan data pada beberapa server mirror, sehingga data pengguna menjadi aman, dan

e. tersedia beragam aplikasi(perangkat lunak/tool), misalnya untuk pemrosesan multi data, manajemen aplikasi, melakukan perhitungan rumit.

2.    PAAS

            PAAS merupakan kepanjangan dari Platform AS A Service yang artinya jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan pada penyediaan platform untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak secara cepat dan mudah.

  1.    SAAS

            SAAS merupakan kepanjangan dari Software AS A Service yang berarti jenis layanan pada Cloud Computing dalam bentuk pemakaian bersama perangkat lunak (aplikasi) umumnya berbentuk antar muka berbasis web. Jenis layanan ini lebih banyak digunakan dan mudah digunakan untuk para pengguna computer yang tidak terlalu membutuhkan pengetahuan teknis tentang instalasi dan konfigurasi.

Tips dalam memilih layanan Cloud Computing dan Deploymentnya

  1.    Berdasarkan kebutuhan aplikasi

      Apabila hanya ingin menggunakan aplikasi berbasis cloud secara langsung tanpa melakukan instalasi, konfigurasi, dsb, maka dapat menggunakan layanan SAAS dan koneksi ke jaringan cloud (internet/intranet). Apabila ingin mengembangkan sendiri aplikasi berbasis cloud maka, layanan yang cocok adalah PAAS karena menyediakan platform untuk memudahkan dalam pengembangannya. Dan apabila ingin menyediakan dan menggunakan langsung bukan hanya software tetapi mencakup infrastruktur jaringan di dalamnya (server, router, gateway, infrastruktur,dll) layanan yang cocok digunakan yaitu IAAS.

  1.   Berdasarkan lingkup pengguna

      Pada lingkungan sekolah yang hanya menyediakan jaringan intranet dan beberapa computer dapat dipilih jenis layanan SAAS/IAAS dan memilih model deployment private cloud. Pada lingkungan pemerintahan dapat diterapkan private cloud atau community cloud dengan jenis layanan SAAS/IAAS untuk lingkup internal. Jika ingin diakses dengan menggunakan internet maka dapat digunakan model deployment Hybird Cloud.

  1.   Berdasarkan privasi

      Untuk memastikan agar keamanan data terjaga ada baiknya menggunakan model deployment Private Cloud dengan jenis layanan PAAS ataupun IAAS.

  1.   Berdasarkan ketersediaan internet dan computer

     Jika tidak ada jaringan internet pada komputer, solusi yang termudah yaitu memilih jenis layanan IAAS/PAAS/SAAS untuk model deployment Private Cloud. Kita dapat menggunakan jaringan local/intranet.

FOSS

      FOSS merupakan singkatan dari Free Open Source Software. Menurut David Wheeler, secara umum program yang dinamakan free software (perangkat lunak bebas) atau open source software (perangkat lunak sumber terbuka) adalah program yang lisensinya memberi kebebasan kepada pengguna menjalankan program untuk apa saja, mempelajari dan memodifikasi program, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah dimodifikasi tanpa harus membayar royalti kepada pengembang sebelumnya. Maka dapat disimpulkan FOSS merupakan lisensi bebas, pengguna berhak menggunakan, menyalin, mempelajari, mengubah, dan memperbaiki desain melalui kode sumber yang dibuka.

Linux

      Linux merupakan salah satu open source sistem operasi, di dalam linux sendiri terdapat berbagai jenis linux yang lazimnya disebut distro. Contoh FOSS yang paling banyak digunakan di berbagai negara di dunia saat ini adalah GNU/Linux (atau Linux-Kernel) dan aplikasi FOSS di dalamnya (distro Linux), yaitu sistem operasi komputer yang dilengkapi berbagai program aplikasi untuk memenuhi kebutuhan (office, internet, programming, desain grafis, pendidikan, multimedia, hiburan, dan sebagainya) pengguna komputer pada umumnya, termasuk untuk berbagai kebutuhan di bidang industri, pemerintahan, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya. Lisensi Linux menggunakan GNU/GPL, yang juga disertakan dan dapat dibaca dalam setiap software dan distro yang kita gunakan.

artikel3 _2

Linux

 (sumber:http://www.pr9list.com/2013/10/10-reasons-to-choose-linux-server-in-2013.html)

Studi Kasus

        Sebuah perusahaan swasta ingin melakukan migrasi dan integrase system di bidang TI. Motivasinya dalah efisiensi biaya, tanpa mengurangi produktifitas. Hal yang ingin dilakukan:

  1. Efisiensi biaya pembelian Perangkat Lunak (aplikasi, sistem operasi).
  2. Belanja tenaga kerja, khususnya asing (expatriat).
  3. Optimalisasi teknologi jaringan komputer.

Jawab:

  1.      Untuk mengefisiensi biaya pembelian perangkat lunak seperti aplikasi dan system operasi kita bisa menghematnya dengan menggunakan Free Open Source Software. Banyak keuntungan yang didapatkan saat menggunakan FOSS, selain penghematan biaya saat pengadaan software, ketika pembelian sistem operasi untuk desktop dan server beserta aplikasi yang digunakan. Biaya pemeliharaan jika menggunakan FOSS akan mudah memperoleh update terhadap bug/patch, dokumentasi dan support yang didukung komunitas FOSS dunia. Pemeliharaan dalam bidang keamanan juga akan lebih mudah karena virus jarang terjadi pada linux. Masih bisa menggunakan computer lama karena dalam menggunakan FOSS tidak harus merubah infrastruktur dan perangkat computer yang digunakan. Biaya yang rencananya digunakan untuk membeli software dapat digunakan untuk membeli hardware, untuk biaya mengembangkan perusahaan, melakukan pemasaran produk secara online, menyediakan akses internet untuk karyawan dari biaya yang seharusnya dipakai membeli software tersebut. Dengan demikian produktifitas perusahaan akan meningkat dan karyawan akan lebih senang bekerja karena mendapatkan akses internet dari perusahaan.
  2.    Menggunakan FOSS tidak harus memiliki keahlian khusus dalam bidang pemrograman kita dapat memahaminya dengan mulai mempelajari sitemnya. Tingkat user friendly dan keindahan desktop (GUI) serta dukungan support hardware yang semakin baik dan mudah digunakan, pandangan bahwa FOSS sulit menjadi berubah. Jadi tenaga kerja dalam negeri pun bisa untuk menggunakannya, hal ini bisa mengurangi pengangguran yang ada di Negara kita, dan sudah waktunya untuk mengurangi tenaga kerja asing karena kemampuan orang lokal pun tidak kalah sebenarnya dengan orang asing.
  3.     Model layanan Cloud Computing yang cocok untuk digunakan dalam mengoptimalisasi jaringan komputer yang dipakai pada perusahaan tersebut yaitu IAAS (Infrastructure AS A Service). IAAS yaitu jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan kepada layanan penyediaan sarana jaringan computer, perangkat keras jaringan, computer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi.

Daftar Pustaka

[1] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung : Informatika.

[2] Dwi Suryanto, Wahyu. 2010. FOSS (Free Open Source Software). http://wdwisuryanto.staff.ipb.ac.id/2010/02/10/foss-free-open-source-software diakses pada 8 Maret 2015

[3] Budi Kristanto Eko. 2008. 7 Alasan Mengapa Indonesia Harus Mengadopsi Free/Open Source Software (FOSS) http://fxekobudi.net/opini/7-alasan-mengapa-indonesia-harus-mengadopsi-free-open-source-software-foss diakses pada 8 Maret 2015

[4] Santoso, Ario dan Indra Budi, KERANGKA KERJA PEMILIHAN FREE AND OPEN SOURCE SOFTWARE (FOSS) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS, https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0CFQQFjAH&url=http%3A%2F%2Fjurnal.mti.cs.ui.ac.id%2Findex.php%2Fjsi%2Farticle%2Fdownload%2F248%2F74&ei=NeX9VO2UMYGzuATC6YEI&usg=AFQjCNGoiLcxC0V11lxNPhlxWzl88Q7jjQ&sig2=TJz5djh1ziEWo0gyKZs5Hw&bvm=bv.87611401,d.c2E diakses pada 8 Maret 2015

Tinggalkan komentar